[Jajan] Sate Klatak Pak Je Je Jombor, Kesurgawian dalam Jangkauan
Akhir-akhir ini aku memang jadi suka makan sate kambing. Entah kenapa, sejak hamil Kala, malah jadi doyan. Padahal, sebelumnya, ih, jijay :D. Mungkin karena pas hamil, justru dilarang, kali ya? Jadinya hasrat pengin makan sate kambing malah memuncak, LOL.
Apalagi sejak seringnya aku mendengar ada warung Pak Pong dan Pak Bari yang konon sangat tersohor akan sate klataknya, keinginanku menikmati sate ini semakin menjadi. Sayangnya, sebagai duta mager nasional, letak warung Pak Pong and Bari tersebut nggak dekat dari rumah, di Jalan Imogiri sana, emji! Pas minggu lalu kebetulan melawan mager sampai arah Imogiri sana karena silaturahim ke seorang sahabat, eh nggak sengaja lewat warung Pak Pong! Langsung kami mampir, meski menyadari kantong lagi tipis-tipisnya. Udah cari tempat duduk, mau pesen, dibilang nunggunya 1,5 jam. Emji, again! LOL
YAP! kami pulang dengan tangan hampa, kecuali hikmah berupa penghematan saat belum gajian. T^T
Agak mundur ke belakang, meski belum kesampaian makan sate Pak Pong Bari, aku udah ngicipin sate klatak yang lebih terjangkau (jaraknya) di daerah utara, Jombor! WOW, sodekat sekali dengan rumahku, Kaka :). Tepatnya di bawah flyover Jombor, Jalan Magelang, kalau dari arah utara, kiri jalan. Udah sering lewat bolak-balik, sih, lihat warung ini memanggil kalbu, tapi belum-belum aja nyobain. Mana Pak Baba yang takut antrakslah, mana yang bokeklah, dst, dst.
Namun, akhirnya saat itu tiba juga. Pas The Precils datang ke Jogja, kami berniat makan di luar. Alhamdulillah Pak Baba nggak ikut, kemana ya Pak Baba pas itu? Auk dah, daripada doi ngeributin antraks mulu, :D. Aku ajakin The Emak and Precils deh ke warung Sate Klatak Pak Je Je, aku yang ajakin, tapi mereka yang bayar, LOL.
Kalok ke sini bawa mobil, agak tricky yah karena parkirannya nggak ada. Beruntung pas kami datang, bisa parkir di pinggir jalan.
Menu di warung ini ternyata buanyak, nggak hanya sate klatak aja. Bisa kamu lihat sendiri di daftarnya ini. Harganya pun sekilas tampak standar, maksudku nggak mahal-mahal amat.
Karena kami datang semi rombongan, jadi bisa pesan macam-macam. Ini dia menu-menu yang kami pesan!
Sate goreng (16ribu)
Sate daging kambing muda yang empuk, tapi tetep chewy. Karena disajikan goreng, jadi sate ini cukup berminyak ya, dan bukan goreng garing gitu. Gorengnya goreng lemes, LOL. Tapi, enak, bumbunya menurutku nggak terlalu tajam berempah, tapi justru menampilkan rasa asli dari daging kambing. Bukan berarti hambar yah :). Sate goreng disajikan dengan sambal kecap, tomat, timun, dan kubis iris.
Sate bumbu (16ribu)
Secara penampilan, sate ini agak identik dengan sate goreng, meski tetep beda yah. Ada aksen bekas arang hasil dibakarnya. Sebenarnya rasanya mirip dengan sate goreng, yang membedakan hanya rasa gosongan bakar tipis-tipis yang menyelimutinya. Cucok.
Gule daging (25ribu)
Ah, ini juga sedap. Dagingnya yang empuk berenang manja di lautan kuah kaldu yang seger banget. Aku suka banget dengan kuah gule ini, karena terasa ringan di lidah. Santannya nggak kental, bahkan aku curiga ini sebenarnya pakai santan nggak, ya? Kok rasanya bisa lite dan seger berempah gitu :).
Sate klatak (16 ribu)
And, here it is. Sate klatak ini sesuai ekspektasiku banget. Dagingnya empuk, bumbu sederhananya gurih dan asin memanjakan lidahku yang nggak banyak tuntutan ini. Dan, saat dimakan sama kuah gulenya yang berempah tapi nggak eneg, paripurnalah ngidam sate klatak selama ini. Kurangnya cuma satu, kurang banyak! Ternyata satu porsi cuma dapet 2 tusuk. Itu juga aku makan gado aja karena saat itu pas nggak makan nasi. Huft~
Semua menu tadi datang nggak lama setelah dipesan. Alhamdulillah bebas nunggu, yes! Kayaknya kami datang agak pagian deh, menjelang magrib. Saat kami mau pulang, baru deh ramai tamu berdatangan.
Nah, udah tuh nyobain makanannya. Saatnya minum. Minuman yang agak lain di sini ada dua, es tape dan wedang uwuh. Karena es tape habis (he bukannya baru buka?), jadinya pesen wedang uwuh, semacam minuman rempah khas Jogja. Minuman yang lain ya standar warung, es teh es jeruk teh panas jeruk panas and repeat :)))).
Untuk tempatnya aku merasa oke, sih. Warung ini sederhana dan terdiri dari dua lantai. Tapi, lantai dua dari kayu gitu. Jadi, selama makan kami dengar grudak-gruduk dari atas, nggak tahu pada ngapain, wk.
Overall, aku merasa puas dateng ke sini. Warung ini benar-benar ngobatin rasa kepengin aku ngerasain sate klatak, yang kian hari kian membelenggu. Bisa kubilang, anak Jogja Utara, amanlah kalok lagi kepengin sate klatak! :)
Note for kiddos: Nggak ada AC, nggak ada babychair. Tapi, tempat duduk cukup aman buat anak-anak karena semacam lincak. Menu makan untuk anak 3 tahun plus masih okelah, dagingnya empuk :).
Semoga lain kali, bisa jajan lagi bareng Pak Baba, semoga udah nggak takut antraks, doi! :D
Kalok kamu, warung sate klatak favoritmu dimana?
Love,
@diladol
11 komentar:
Posting Komentar